Pendidikan

Ribuan Warga Saksikan Parade Ogoh-ogoh di Catus Pata Bangli

Ribuan Warga Saksikan Parade Ogoh-Ogoh Di Catus Pata Bangli

Bangli (Atnews) --Ribuan  masyarakat Kelurahan Kawan tumpah ruah memadati perempatan  Catus Pata menyaksikan parade ogoh-ogoh disertai fragmen tari.
Dari  delapan Banjar Adat yang ada di Desa Pakraman Kawan hanya 5 Banjar Adat yang mengikuti diantaranya, Banjar Adat Kawan,Puri Agung, Nyalian, Geria dan Pule pada hari Pengerupukan Rabu(06/03) dari jam 19.00 hingga 22.00 wita ,
STT Bhuana Werdi Banjar kawan,Kelurahan Kawan Bangli menampilkan ogoh-ogoh Lembu Sura  berbahan bambu dengan berat sekitar 1,5 ton tinggi 5,5 meter. 
Penggarapan sekitar 1 bulan lalu.Dikerjakan setiap sore hingga malam  hari, sebab dari pagi hingga siang anggota STT kebanyakan sekolah maupun bekerja.
Ketua STT Bhuana Werdi I Nengah Indra Septiadinata menceritrakan ogoh-ogoh yang bertemakan Lembu Sura dimana raksasa berkepala banteng. Artinya badannya berbentuk  manusia namun kepalanya bernembentuk lembu”terkahir kami menggunakan syrofoam 4 tahun lalu, setelah itu tetap memakai bambu untuk melestarikan budaya dan menjaga lingkungan”jelasnya.
Nengah Indra menambahkan sudah menghabiskan 1000 batang bambu yang dibeli sudah bersih terpotong sehingga tinggal menyanyam saja. Pembuatan ogoh-ogoh  mengahbiskan biaya sekitar Rp. 15 juta belum termasuk persiapan fragmen tarinya.
Dana pembuatannya dari iuran anggota STT dan sumbangan krama”ujarnya
Hal yang sama juga disampaikan seniman  Puri Agung, Kelurahan Kawan Bangli, Anak  Agung  Gede Anom Padmanaba, pihaknya berkolaborasi antara STT Yuana Murti Cakti Puri Agung Bangli dngan STT Yuda Putra, 
Banjar Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli dalam pementasan parade ogoh-ogoh dibarengi fragmen tari  dengan mengangkat cerita  Hyang Baruna.
Untuk ogoh-ogoh diarah oleh STT Puri Agung dan untuk tarian STT Penglipuran.Kemudian untuk memantapkan sebelumnya dilakukan gladi untuk menyelaraskan  tabuh, tari maupun gerak ogoh-ogoh”jelasnya.
Ditanya kenapa bisa berkolaborasi dengan  STT Penglipuran,Agung Padmanaba mengungkapkan, karena beberapa tahun terakhir  di Penglipuran tidak membuat ogoh-ogoh,kemudian pihaknya merasa ada kedekatan emosional dengan Penglipuran melalui Pahlawan A. A. Anom Mudita.Untuk cerita yang diangkat yakni Hyang Baruna, dimana didalam keyakinan Hindu,Hyang  Baruna merupakan Dewa Air atau penguasa lautan”Ogoh-ogoh  terdiri dari beberapa bagian atau karakter pendukung 
.Kami membuat gajah mina, kemudian diatasnya akan ditempatkan Hyang Baruna” ungkapnya.(Anggi/ika)
.
Baca Juga :
Get in Touch